Skema Terapi: Solusi Efektif untuk Mengatasi Pola Pikir Negatif
PsikologiPendahuluan
Setiap manusia memiliki keinginan mendalam untuk terkoneksi, dimengerti, dan tumbuh. Keinginan ini didorong oleh kebutuhan untuk dikenal, dilihat, dan dihargai. Namun, ketika kebutuhan ini terhalang oleh kekurangan, pengabaian, trauma, atau kehilangan, keinginan tersebut dapat berubah menjadi kerinduan yang mendalam dan menyakitkan. Inilah yang menjadi dasar dari skema terapi—pendekatan yang dirancang untuk membantu individu mengatasi pola pikir negatif dan menemukan kembali jalan menuju kesejahteraan mental.
Apa Itu Skema Terapi?
Skema terapi adalah pendekatan holistik yang bertujuan untuk memahami dan mengatasi schemas—keyakinan hidup negatif atau pola pikir maladaptif yang berkembang sejak masa kecil akibat kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Pola ini sering kali terus berulang sepanjang hidup, memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak.
Dr. Jeffrey Young, pengembang skema terapi, menciptakan pendekatan ini setelah melihat bahwa beberapa klien tidak merespons terapi kognitif tradisional. Skema terapi menggabungkan elemen dari terapi kognitif, perilaku, psikodinamik, dan pendekatan emosional untuk memberikan solusi yang lebih menyeluruh.
Sejarah dan Perkembangan Awal
Dr. Jeffrey Young, PhD, adalah pendiri Schema Therapy (Skema Terapi) dan pendiri pertama Schema Therapy Institute di New York. Ia mengembangkan pendekatan ini berdasarkan pengalamannya bekerja di Columbia University dan keterlibatannya dalam terapi kognitif. Dr. Young juga menjabat sebagai dosen di Departemen Psikiatri di Columbia University, serta direktur Cognitive Therapy Centre of New York dan Schema Therapy Institute.
Dr. Young memiliki peran penting dalam dunia terapi kognitif, termasuk menjadi pendiri International Society for Schema Therapy. Ia dikenal luas melalui publikasinya, seperti buku Schema Therapy: A Practitioner’s Guide untuk para profesional kesehatan mental, serta Reinventing Your Life, buku panduan populer yang telah membantu banyak individu menghadapi pola hidup negatif. Selama lebih dari dua dekade, ia aktif memberikan pelatihan dan lokakarya di seluruh dunia. Pada tahun 2003, Dr. Young dianugerahi penghargaan bergengsi NEEI Mental Health Educator of the Year atas keunggulannya dalam mengajar.
Kerjasama dengan Dr. Aaron Beck
Dr. Young memulai karirnya dengan bekerja bersama Dr. Aaron Beck, yang dikenal sebagai pendiri terapi kognitif, di Centre for Cognitive Therapy di University of Pennsylvania. Dalam pengalamannya, Dr. Young menemukan bahwa sejumlah klien dengan pola hidup tertentu tidak mendapatkan manfaat optimal dari pendekatan terapi standar. Klien ini sering menunjukkan pola pikir dan perasaan yang merusak, yang berakar pada tema atau pola jangka panjang dalam hidup mereka. Tema-tema ini kemudian dikenal sebagai schemas atau lifetraps.
Konsep Dasar Skema Terapi
Skema dalam skema terapi mengacu pada pola pikiran dan perasaan negatif atau disfungsi yang biasanya berkembang sejak masa kecil. Hal ini terjadi karena kebutuhan dasar seperti:
- Koneksi
- Kemandirian
- Kesenangan dan spontanitas
- Batasan yang sehat
...tidak terpenuhi dengan baik. Pola negatif ini kemudian terus berulang sepanjang hidup individu, menjadi penghalang untuk mencapai tujuan atau memenuhi kebutuhan mereka.
Contoh Keyakinan Skema
Beberapa keyakinan skema yang umum termasuk:
- "Aku tidak dicintai."
- "Aku seorang kegagalan."
- "Orang lain tidak peduli padaku."
- "Aku tidak penting."
- "Hal buruk akan selalu terjadi."
- "Orang akan meninggalkanku."
- "Aku tidak akan pernah mendapatkan apa yang kubutuhkan."
- "Aku tidak akan pernah cukup baik."
Mekanisme Pemeliharaan Skema
Skema dipertahankan melalui tiga mekanisme utama, yaitu:
-
Pemeliharaan Skema (Schema Maintenance): Individu mempertahankan pola negatif yang sama karena kebiasaan atau rasa aman.
-
Penghindaran Skema (Schema Avoidance): Upaya untuk menghindari situasi yang memicu rasa sakit emosional.
-
Kompensasi Skema (Schema Compensation): Perilaku berlebihan untuk melawan keyakinan negatif, yang sering kali juga tidak produktif.
Bagaimana Skema Terapi Bekerja?
-
Pengakuan Skema dan Pola Maladaptif Klien diajak untuk mengenali skema yang mereka miliki, seperti rasa tidak berharga, ketakutan akan ditinggalkan, atau keyakinan bahwa mereka tidak akan pernah mencapai tujuan.
-
Penyelesaian Kebutuhan Emosional yang Tidak Terpenuhi Melalui terapi, klien memahami bagaimana skema mereka terbentuk, biasanya dari pengalaman masa kecil, dan belajar untuk memenuhi kebutuhan emosional mereka dengan cara yang lebih sehat.
-
Penggantian Pola Negatif Dengan bantuan terapis, klien mengidentifikasi kapan pola maladaptif mereka muncul dan secara bertahap menggantinya dengan pola pikir dan perilaku yang lebih konstruktif.
-
Penggunaan Tugas Terstruktur Klien diberikan tugas-tugas di luar sesi terapi untuk terus menghadapi keyakinan negatif mereka.
Jenis Skema Umum dalam Skema Terapi
Berikut adalah beberapa jenis skema yang sering ditemukan pada klien:
-
Emotional Deprivation (Kekurangan Emosional) Keyakinan bahwa kebutuhan dasar emosional seperti kasih sayang, perhatian, perlindungan, atau empati tidak akan pernah terpenuhi. Individu merasa tidak ada yang peduli atau benar-benar memahami mereka.
-
Abandonment (Ketakutan Ditinggalkan) Keyakinan bahwa orang lain akan meninggalkan atau mengkhianati mereka. Mereka percaya bahwa hubungan bersifat rapuh dan kehilangan adalah sesuatu yang tak terhindarkan, sehingga akan merasa selalu sendirian.
-
Mistrust/Abuse (Ketidakpercayaan/Pelecehan) Keyakinan bahwa orang lain cenderung menyakiti, memanfaatkan, atau memanipulasi mereka. Skema ini membuat individu merasa bahwa tidak ada orang yang bisa dipercaya.
-
Defectiveness (Ketidaksempurnaan) Keyakinan bahwa diri mereka cacat, tidak berharga, atau tidak layak dicintai. Hal ini memunculkan rasa takut akan penolakan dan rasa rendah diri yang mendalam.
-
Social Isolation (Isolasi Sosial) Rasa keterasingan dan kesepian yang mendalam. Individu merasa berbeda atau terpisah dari orang lain, serta merasa tidak diterima di lingkungan sosial.
-
Vulnerability (Kerentanan) Keyakinan bahwa dunia adalah tempat yang berbahaya, penuh dengan ancaman, dan bahwa mereka tidak mampu menghadapi tantangan yang ada. Ada rasa takut akan bencana atau kegagalan di setiap langkah.
-
Dependence/Incompetence (Ketergantungan/Ketidakmampuan) Keyakinan bahwa mereka tidak mampu mengambil keputusan sendiri atau menjalani tanggung jawab sehari-hari tanpa bantuan orang lain.
-
Enmeshment/Undeveloped Self (Ketergantungan Berlebihan/Tidak Dewasa) Rasa kehilangan identitas atau tidak memiliki “diri yang terpisah” dari orang-orang signifikan lainnya. Hubungan yang terlalu terikat membuat individu kesulitan mengembangkan otonomi.
-
Failure (Kegagalan) Keyakinan bahwa mereka akan selalu gagal dalam apa pun yang dilakukan atau bahwa mereka tidak cukup baik untuk berhasil.
-
Subjugation (Penyerahan Diri) Keyakinan bahwa mereka harus tunduk kepada keinginan orang lain untuk menghindari konflik, penolakan, atau hukuman. Akibatnya, kebutuhan dan keinginan pribadi mereka sering terabaikan.
-
Self-Sacrifice (Pengorbanan Diri) Keyakinan bahwa kebutuhan pribadi harus selalu diabaikan demi orang lain, bahkan sampai pada titik yang berlebihan dan merugikan diri sendiri.
-
Approval-Seeking/Recognition-Seeking (Pencarian Persetujuan/Pengakuan) Keyakinan bahwa persetujuan, perhatian, dan pengakuan dari orang lain lebih penting daripada menjadi diri sendiri atau mengekspresikan diri dengan jujur.
-
Emotional Inhibition (Inhibisi Emosional) Keyakinan bahwa mereka harus menahan ekspresi diri atau emosi karena takut dikritik, ditolak, atau dinilai negatif oleh orang lain.
-
Negativity/Pessimism (Negativitas/Pesimisme) Keyakinan bahwa aspek negatif kehidupan selalu lebih dominan dibandingkan hal positif. Mereka sering memiliki ekspektasi negatif terhadap masa depan.
-
Unrelenting Standards (Standar Tak Berhenti) Keyakinan bahwa mereka harus menjadi yang terbaik, menghindari kesalahan, atau mencapai hasil sempurna. Hal ini sering menyebabkan stres kronis.
-
Punitiveness (Kepunitivean) Keyakinan bahwa kesalahan atau kekurangan harus dihukum dengan keras. Mereka cenderung bersikap keras pada diri sendiri dan orang lain.
-
Entitlement/Grandiosity (Hak Istimewa/Keangkuhan) Rasa bahwa mereka lebih istimewa atau lebih penting daripada orang lain. Hal ini bisa memanifestasikan perilaku manipulatif atau merasa aturan tidak berlaku untuk mereka.
-
Insufficient Self-Control/Self-Discipline (Kurangnya Pengendalian Diri) Keyakinan bahwa mereka tidak dapat menyelesaikan sesuatu, terutama jika prosesnya membosankan, repetitif, atau sulit. Ada kecenderungan untuk menyerah pada dorongan hati yang merugikan.
Schema Mode
Dalam skema terapi, schema modes adalah keadaan emosional dan respons koping yang muncul dari waktu ke waktu. Mode ini sering dipicu oleh situasi tertentu, terutama jika individu memiliki sensitivitas berlebihan terhadap pemicunya. Banyak dari mode ini dapat menyebabkan reaksi berlebihan atau perilaku yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Daftar Mode dalam Skema Terapi
Dalam skema terapi, mode mengacu pada keadaan emosional dan pola respons koping yang muncul dalam situasi tertentu. Mode ini memengaruhi cara individu berpikir, merasakan, dan bertindak. Berikut adalah penjelasan lengkap tentang berbagai mode yang terdapat dalam skema terapi:
- Child Modes (Mode Anak) Mode ini merepresentasikan bagian diri individu yang mengalami kebutuhan emosional mendasar selama masa kecil.
Vulnerable Child (Anak Rentan)
- Merasa kesepian, terisolasi, sedih, tidak dimengerti, dan tidak didukung.
- Cenderung merasa tidak berharga, lemah, tidak mampu, dan pesimis.
- Emosi seperti cemas, takut, dan putus asa sering mendominasi.
Angry Child (Anak Pemarah)
- Merasa marah, frustrasi, atau tidak sabar karena kebutuhan emosional atau fisik inti tidak terpenuhi.
- Perasaan ini sering muncul dengan intensitas tinggi, seperti kemarahan yang meledak-ledak.
Impulsive/Undisciplined Child (Anak Impulsif/Tidak Teratur)
- Bertindak atas dorongan hati tanpa mempertimbangkan konsekuensi.
- Kesulitan menunda kepuasan jangka pendek, sering kali tampak "manja".
- Dapat menunjukkan kemarahan jika keinginannya tidak terpenuhi.
Happy Child (Anak Bahagia)
- Merasa dicintai, dipenuhi, diterima, dan dihargai.
- Mengalami kebahagiaan, rasa aman, dan percaya diri.
- Mode ini mewakili keadaan ideal ketika kebutuhan emosional individu terpenuhi.
- Maladaptive Coping Modes (Mode Koping Maladaptif)
Mode ini mencerminkan respons individu untuk menghadapi rasa sakit emosional, tetapi sering kali dengan cara yang tidak sehat.
Compliant Surrenderer (Penyerah Patuh)
- Bertindak pasif atau tunduk demi menghindari konflik atau penolakan.
- Menoleransi perlakuan buruk dan tidak menyuarakan kebutuhan pribadi.
Detached Protector (Pelindung Terpisah)
- Memutuskan kebutuhan dan perasaan emosional.
- Menarik diri dari orang lain dan mengadopsi sikap sinis, dingin, atau apatis.
- Terlibat dalam aktivitas yang mengalihkan perhatian secara berlebihan, seperti bekerja terlalu keras atau kecanduan.
Overcompensator (Kompensator Berlebihan)
- Bertindak agresif, sombong, atau terlalu dominan sebagai respons atas kebutuhan yang tidak terpenuhi.
- Mencari perhatian atau status untuk menutupi rasa ketidakcukupan.
- Maladaptive Parent Modes (Mode Orang Tua Maladaptif)
Mode ini mencerminkan aturan internal atau pola pengasuhan yang keras dan merusak.
Punitive Parent (Orang Tua Hukuman)
- Keyakinan bahwa diri sendiri atau orang lain pantas dihukum atas kesalahan.
- Dapat menyebabkan perilaku menyalahkan diri sendiri atau orang lain secara berlebihan.
Demanding Parent (Orang Tua Penuntut)
- Tekanan untuk menjadi sempurna, mencapai standar tinggi, atau menempatkan kebutuhan orang lain di atas kebutuhan diri sendiri.
- Melarang ekspresi spontanitas atau emosi karena dianggap salah atau tidak pantas.
- Healthy Adult Mode (Mode Dewasa Sehat)
Mode ini adalah tujuan dari skema terapi. Mode dewasa sehat mengintegrasikan semua aspek positif dari kepribadian individu dan mendukung fungsi optimal.
Peran Utama:
- Menenangkan dan memvalidasi vulnerable child.
- Menetapkan batasan untuk angry child dan impulsive child.
- Menggantikan maladaptive coping modes dengan respons yang lebih sehat.
- Memoderasi atau menetralisir maladaptive parent modes.
Fungsi Lainnya:
- Mengambil tanggung jawab dewasa seperti pekerjaan, pengasuhan, dan komitmen.
- Mengejar kegiatan yang menyenangkan seperti olahraga, seni, atau minat intelektual.
- Manfaat Skema Terapi
Skema terapi memberikan solusi yang dapat mengubah hidup bagi individu yang merasa terjebak dalam pola destruktif. Manfaat utamanya meliputi:
-
Mengatasi Pola Lama: Membantu klien memahami asal mula pola negatif mereka dan bagaimana mengubahnya.
-
Memperbaiki Hubungan: Klien belajar membangun hubungan yang lebih sehat, berdasarkan kepercayaan dan pemahaman.
-
Meningkatkan Kesejahteraan Mental: Mengurangi kecemasan, depresi, dan emosi negatif lainnya.
-
Membangun Kemandirian: Klien merasa lebih percaya diri dan mampu memenuhi kebutuhan emosional mereka sendiri.
Siapa yang Dapat Mendapatkan Manfaat dari Skema Terapi?
Skema terapi efektif untuk mengatasi:
- Gangguan kepribadian ambang (BPD)
- Depresi dan kecemasan kronis
- Kesulitan dalam hubungan interpersonal
- Pola perilaku destruktif seperti kecanduan
- Trauma masa kecil
Test Skema Terapi Anda Gratis:
Early Maladaptie Schema
https://www.psikonesia.com/assessments/early-maladaptive-schema
Schema Mode Inventory
https://www.psikonesia.com/assessments/schema-modes-inventory
Sumber:“A Client’s Guide to Schema-Focused Cognitive Therapy” by David C. Bricker, Ph.D. and Jeffrey E. Young, Ph.D., Cognitive Therapy Center of New York. 1993