Memahami Psikoanalisis dalam Kehidupan Sehari-Hari
Psikologi
Psikoanalisis sering dianggap rumit, hanya untuk psikolog atau psikiater. Padahal, konsep-konsepnya bisa membantu siapa pun memahami perilaku, emosi, dan hubungan sehari-hari. Buku Everyday Life and the Unconscious Mind: An Introduction to Psychoanalytic Concepts karya Hannah Curtis menyajikan teori psikoanalisis dengan bahasa sederhana dan aplikatif.
Artikel ini merangkum isi buku per bab agar Anda lebih mudah memahami gagasan kunci Freud dan penerusnya — serta bagaimana penerapan konsep itu bisa membuat hidup lebih sadar, sehat, dan bermakna.
1. Kesadaran dan Ketidaksadaran: Pikiran Seperti Gunung Es
Sigmund Freud membagi pikiran menjadi tiga:
- Conscious (sadar): apa yang kita pikirkan saat ini.
- Preconscious: hal-hal yang bisa kita ingat dengan mudah.
- Unconscious (tak sadar): dorongan, ingatan, dan perasaan yang tersembunyi.
Ia juga memperkenalkan struktur Id, Ego, dan Superego:
- Id = dorongan naluriah.
- Ego = penengah dengan realitas.
- Superego = suara hati, norma, moral.
Analogi sederhana: memilih makanan bukan hanya soal rasa, tapi bisa dipengaruhi ingatan masa kecil dan kebutuhan emosional — inilah contoh nyata “comfort eating”.
2. Trauma: Luka Psikologis yang Membentuk Diri
Trauma tidak selalu besar seperti perang atau kecelakaan. Peristiwa kecil seperti anak ditegur keras juga bisa meninggalkan luka batin.
- Trauma yang tidak diproses → bisa muncul dalam pola perilaku berulang.
- Trauma yang dipahami → bisa melahirkan daya tahan (resilience).
Kunci pentingnya: bukan hanya peristiwanya, tapi bagaimana kita didukung untuk memproses trauma.
3. Anxiety: Alarm Psikologis Tubuh
Kecemasan adalah sinyal bahaya. Freud membedakan:
- Realistic anxiety: muncul karena ancaman nyata (misalnya hampir tertabrak mobil).
- Neurotic anxiety: ketakutan tidak rasional (contoh: fobia laba-laba di negara tanpa laba-laba beracun).
Akar kecemasan pertama: pengalaman lahir, yaitu pemisahan bayi dari ibu. Maka, kecemasan adalah bagian dasar kehidupan manusia.
4. Defence Mechanisms: Cara Ego Bertahan
Mekanisme pertahanan adalah strategi tak sadar ego untuk melindungi diri dari kecemasan. Contoh populer:
- Penyangkalan (denial)**
- Proyeksi (projection)
- Rasionalisasi
- Represi (repression)**
Mekanisme ini bisa adaptif, tapi jika berlebihan justru menghambat pertumbuhan pribadi.
5. Remembering, Repeating, and Working Through
Alih-alih mengingat trauma, banyak orang mengulanginya dalam pola hidup. Misalnya, korban orang tua yang dingin cenderung memilih pasangan yang juga tidak peduli.
Solusinya: working through, yaitu menyadari pola, mengolah emosi, dan tidak sekadar mengulang masa lalu.
6. Envy and Guilt: Dua Emosi yang Membentuk Relasi
- Envy (iri): membuat kita sulit menghargai orang lain.
- Guilt (rasa bersalah): bisa sehat (empati) atau merusak (menghukum diri sendiri).
Keduanya adalah dinamika bawah sadar yang memengaruhi hubungan sosial dan profesional.
7. Transference: Masa Lalu yang Menyusup ke Masa Kini
Transference terjadi ketika kita memindahkan emosi lama (biasanya terhadap orang tua) ke orang lain di masa kini. Contoh: pegawai yang merasa bosnya seperti ayah otoriter.
Konsep ini menjelaskan mengapa hubungan kita sering “terasa familiar”, meskipun dengan orang baru.
8. Countertransference: Reaksi Balik yang Tak Disadari
Countertransference adalah reaksi emosional kita terhadap transference orang lain. Dalam hidup sehari-hari, ini bisa berupa respons berlebihan terhadap pasangan, anak, atau rekan kerja karena tersentuh isu pribadi.
9. Projective Identification: Menyusupkan Perasaan ke Orang Lain
Diperkenalkan oleh Melanie Klein, konsep ini berarti kita “melempar” perasaan yang sulit ditanggung ke orang lain hingga orang itu ikut merasakannya. Contoh: seseorang yang menolak mengakui kemarahannya, tapi membuat orang lain jadi benar-benar marah.
Kesimpulan: Menghidupi Kesadaran Psikoanalitik
Buku Hannah Curtis menunjukkan bahwa psikoanalisis bukan hanya teori untuk ruang terapi, tapi juga alat untuk memahami:
- Mengapa kita bereaksi berlebihan, defensif, atau emosional.
- Bagaimana masa lalu membentuk pilihan hidup saat ini.
- Apa yang bisa kita lakukan untuk hidup lebih sadar dan penuh makna.
Dengan memahami yang tak disadari, kita lebih bebas dalam membuat keputusan, lebih sehat dalam relasi, dan lebih bijak menghadapi konflik.