Konflik Batin dari Kacamata Sigmund Freud
PsikologiKONFLIK BATIN DARI KACAMATA SIGMUND FREUD
Oleh: Yusdi Lastutiyanto
"Di dalam diri setiap manusia, ada panggung tempat tiga aktor utama bertarung, dorongan liar, suara moral, dan sang penengah. Menemukan harmoni di antara mereka adalah kunci untuk memahami dan mengatasi konflik batin."
- Sigmund Freud
Setiap orang memiliki konflik batin, meskipun sering kali tidak kita sadari. Konflik ini berasal dari tiga bagian kepribadian kita, yang diperkenalkan oleh Sigmund Freud, yaitu Id, Ego, dan Superego. Ketiga bagian ini bekerja bersama dalam pikiran kita, tetapi kadang-kadang mereka saling bertentangan, menciptakan ketegangan yang mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku kita.
Dalam hipnoterapi, konflik ini sering muncul sebagai akar dari masalah yang dihadapi klien, seperti kecemasan, stres, atau kebiasaan buruk.
Apa itu Id, Ego, dan Superego?
- Id (Keinginan Dasar - Naluri) Bagian dari diri kita yang mewakili dorongan alami, seperti makan, tidur, atau kesenangan lainnya. Id ingin semuanya terpenuhi sekarang juga, tanpa peduli aturan atau konsekuensi.
Contoh: Ketika Anda lapar, Id mungkin berkata, "Makan apa pun yang ada di depan mata, sekarang juga!"
-
Superego (Suara Moral - Nurani) Superego adalah bagian dari diri kita yang memegang nilai-nilai moral. Ia mengingatkan kita untuk mengikuti aturan, berbuat baik, dan menghindari hal-hal yang dianggap salah. Contoh: Ketika Anda lapar tetapi tidak punya uang, Superego mungkin berkata, "Jangan mencuri makanan, itu salah!"
-
Ego (Penengah - Nalar) Ego adalah bagian yang mencoba menyeimbangkan keinginan Id dan aturan dari Superego. Ia bertindak realistis, mencari cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan tanpa melanggar aturan. Contoh: Dalam situasi lapar tadi, Ego mungkin menyarankan, "Pergilah bekerja atau pinjam uang untuk membeli makanan."
Ketiga bagian ini selalu ada di dalam diri kita. Namun, jika salah satunya terlalu dominan, maka konflik batin berpotensi terjadi.
Lalu bagaimana Konflik Ini Muncul?
Ketegangan antara Id, Ego, dan Superego bisa mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Jika Id terlalu kuat, seseorang berpotensi menjadi impulsif, sulit mengendalikan emosi, atau bahkan kecanduan.
Jika Superego terlalu kuat, seseorang bisa terjebak dalam perasaan bersalah terus-menerus, terlalu keras pada diri sendiri, atau sulit menikmati hidup.
Jika Ego terlalu lemah, seseorang bisa merasa bingung dalam jangka panjang, tidak bisa membuat keputusan, atau terjebak dalam tekanan antara Id dan Superego.
Dan, bagaimana Hipnoterapi membantu menyelesaikan konflik ini?
Hipnoterapi adalah salah satu pendekatan psikoterapi yang membantu seseorang mengakses pikiran bawah sadar, tempat konflik Id, Ego, dan Superego biasanya tersembunyi. Dengan membawa konflik ini ke permukaan, hipnoterapi dapat membantu menemukan solusi dan menciptakan keseimbangan dalam diri.
Bagaimana seorang hipnoterapis bisa membantu dalam hal ini?
-
Mengidentifikasi Konflik Hipnoterapis perlu mendengarkan cerita klien untuk memahami apakah masalah berasal dari dorongan Id yang terlalu kuat, aturan Superego yang terlalu keras, atau Ego yang tidak cukup kuat. Contoh: Klien yang merasa bersalah terus-menerus mungkin memiliki Superego yang dominan.
-
Membimbing Untuk Keselarasan Diri Hipnoterapis menggunakan teknik relaksasi dan sugesti untuk membantu klien "berbicara" dengan dirinya sendiri. Dalam sesi ini, klien dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam pikirannya. Teknik seperti visualisasi membantu klien membayangkan Id, Ego, dan Superego berdiskusi, lalu mencapai kesepakatan bersama. Saat ini konsep ini menjadi lebih halus dan mudah dipelajari, seperti Parts Therapy, Ego State Therapy, Resources Therapy, Internal Family System, Voice Dialog sampai Schema Therapy.
-
Memperkuat Ego Jika Ego terlalu lemah, hipnoterapis akan membantu klien memperkuatnya. Misalnya, dengan sugesti dan afirmasi seperti, "Anda memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang bijak, tanpa terbebani rasa takut atau tekanan." Hal ini adalah salah satu peran Hipnoterapis Ego Strengthening, penguatan ego terhadap sesuatu yang ingin dicapai klien.
-
Mengurangi Beban Superego Klien dengan Superego yang terlalu kuat akan diajak melihat sisi lain dari konflik mereka. Hipnoterapis dapat membantu mengurangi rasa bersalah dengan menyampaikan pesan-pesan positif, seperti, "Kesalahan adalah bagian dari pembelajaran, bukan alasan untuk menghukum diri sendiri." Tujuannya untuk meredam dan membingkai ulang cara berpikir.
Bagaimana jika seorang hipnoterapis juga mengalami konflik batin ini dan bagaimana menyeimbangkannya
-
Yang pasti Hipnoterapis juga manusia yang memiliki tiga struktur kepribadian yang dijelaskan oleh Sigmund Freud, jadi masih sehat jika Hipnoterapis juga punya konflik batin. 😅
-
Kenali Diri Sendiri, jika sebagai Hipnoterapis Anda merasa terlalu keras pada diri sendiri atau terlalu impulsif, coba tanyakan, "Bagian mana dari diri saya yang berbicara sekarang?", "Apa maksud positif dari bagian diri yang muncul saat ini?", "Apa hal yang bisa saya ubah agar diri saya lebih berdaya?"
-
Berikan waktu untuk refleksi, luangkan waktu untuk berpikir dan menenangkan pikiran. Meditasi atau menulis jurnal bisa membantu. Cari ruang berpikir sehat agar sumbu emosi tidak mudah tersulut.
-
Hipnoterapis juga butuh rekan berdiskusi, bahas tema yang sedang dihadapi, jika konflik diri atau klien terasa terlalu berat, konsultasikan dengan terapis lain untuk mendapatkan dukungan.
Kesimpulan
Konflik antara Id, Ego, dan Superego adalah hal yang wajar, tetapi jika tidak dikelola, bisa menjadi akar dari berbagai masalah emosional. Hipnoterapi adalah cara efektif untuk menggali dan menyelesaikan konflik ini. Dengan bantuan hipnoterapis, Anda bisa menemukan keselarasan dalam diri, menciptakan keseimbangan antara keinginan, moralitas, dan kenyataan hidup.
Jakarta, 14 Januari 2025