Kecanduan Bukanlah Penyakit Otak

Catatan

Kecanduan Bukanlah Penyakit Otak

Neurosaintis Mark Lewis berpendapat bahwa model penyakit dalam memahami kecanduan tidak hanya keliru, tetapi juga menjadi penghalang dalam proses pemulihan. Ia menjelaskan semuanya dalam bukunya yang berjudul The Biology of Desire, yang menyoroti mengapa kecanduan bukanlah sebuah penyakit.

Definisi Kecanduan: Sebuah Kebiasaan yang Dipelajari

Dalam bukunya, Lewis menjelaskan bahwa kecanduan adalah sebuah fenomena pembelajaran—sebuah kebiasaan yang terbentuk melalui proses belajar yang mendalam. Sama seperti kebiasaan lainnya, kecanduan berkembang melalui pengalaman dan pengulangan yang intens. Ketika seseorang jatuh cinta, membangun hubungan, memiliki anak, atau bahkan menjadi penggemar olahraga, otaknya mengalami perubahan. Begitu pula dalam kecanduan—otak berubah, tetapi perubahan ini bukanlah indikasi dari suatu penyakit.

Kritik terhadap Model Penyakit Kecanduan

Model penyakit kecanduan banyak didukung oleh dokter, psikiater, dan ilmuwan di berbagai lembaga kesehatan seperti National Institutes of Health (NIH). Model ini sering digunakan dalam penelitian yang didanai oleh institusi besar, sehingga memperkuat keyakinan bahwa kecanduan adalah penyakit otak. Namun, menurut Lewis, perubahan otak yang terjadi dalam kecanduan sama dengan perubahan yang terjadi saat seseorang mempelajari sesuatu yang baru dan memotivasi.

Tiga Model Kecanduan: Penyakit, Pilihan, dan Mediasi Diri

Lewis menguraikan tiga pendekatan utama dalam memahami kecanduan:

  1. Model Penyakit: Menganggap kecanduan sebagai kondisi kronis yang memerlukan perawatan medis. Namun, pendekatan ini dapat menciptakan ketergantungan pada rehabilitasi tanpa memberikan solusi jangka panjang.

  2. Model Pilihan: Menyatakan bahwa kecanduan adalah hasil dari pilihan individu. Namun, pilihan tidak selalu bersifat rasional dan sering dipengaruhi oleh konteks, emosi, dan kebiasaan yang telah terbentuk.

  3. Model Mediasi Diri (Self-Medication): Menghubungkan kecanduan dengan pengalaman traumatis di masa lalu. Banyak individu yang mengalami kecanduan memiliki riwayat trauma, kecemasan, atau depresi, dan mereka menggunakan zat tertentu sebagai cara untuk mengatasi perasaan tersebut.

Mengapa Model Penyakit Merugikan Proses Pemulihan?

Menurut Lewis, anggapan bahwa kecanduan adalah penyakit kronis menyebabkan individu merasa tidak berdaya dan terjebak dalam diagnosis tersebut. Banyak pusat rehabilitasi yang mempromosikan model ini dan mengenakan biaya yang sangat tinggi untuk perawatan, tetapi pasien sering kali kembali mengalami kecanduan setelah selesai menjalani program rehabilitasi.

Banyak pecandu yang merasa terbebani oleh label penyakit, yang membuat mereka merasa tidak memiliki kendali atas kehidupan mereka. Dalam beberapa kasus, konsep ini justru memperburuk kondisi karena individu menjadi pasif dan bergantung pada sistem perawatan medis. Padahal, pemulihan dari kecanduan sangat bergantung pada pemberdayaan individu untuk mengubah kebiasaan mereka dan membangun kembali hidup mereka.

Apa yang Terjadi di Otak Saat Seseorang Kecanduan?

Saat seseorang mengalami kecanduan, neurotransmitter dopamin dilepaskan ke bagian otak yang disebut striatum, yang berperan dalam pencarian tujuan dan motivasi. Setiap kali individu terpapar rangsangan terkait kecanduan (misalnya, melihat minuman keras atau mengingat pengalaman berjudi), jalur saraf dalam otak semakin diperkuat. Ini menciptakan pola pikir obsesif yang berfokus pada objek kecanduan, sementara minat terhadap aktivitas lain menurun.

Dalam jangka panjang, kecanduan juga dapat melemahkan koneksi dengan korteks prefrontal—bagian otak yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan dan kontrol diri. Hal ini menyebabkan individu kesulitan dalam melihat konsekuensi jangka panjang dan lebih mudah terjebak dalam dorongan impulsif.

Apa yang Terjadi Saat Seseorang Berhenti Kecanduan?

Proses pemulihan juga melibatkan perubahan di otak. Awalnya, individu mulai merasa muak dengan kebiasaannya dan menyadari dampak negatif yang ditimbulkan. Mereka kemudian mulai membangun keinginan baru untuk berubah. Ketika mereka mengembangkan kebiasaan baru dan strategi pengendalian diri, jalur saraf baru mulai terbentuk di otak. Dengan waktu, pola lama melemah dan pola baru menjadi lebih dominan.

Menurut Lewis, pemulihan bukanlah tentang "kembali" ke kondisi sebelumnya, melainkan tentang berkembang ke arah yang lebih baik. Banyak mantan pecandu merasa bahwa pengalaman mereka memberikan wawasan baru tentang diri mereka sendiri dan membantu mereka menjadi individu yang lebih kuat.

Bagaimana Seharusnya Kecanduan Ditangani?

Lewis mengajukan tiga langkah utama untuk membantu individu keluar dari kecanduan:

  1. Mengubah Sistem Rehabilitasi: Model rehabilitasi yang ada saat ini sering kali tidak efektif dan harus diperbaiki agar lebih mendukung individu dalam menemukan motivasi internal untuk berubah.

  2. Menyediakan Perawatan Saat Dibutuhkan: Banyak pecandu yang ingin berhenti tetapi harus menunggu lama untuk mendapatkan perawatan. Akses cepat ke bantuan yang sesuai sangat penting.

  3. Membantu Individu Menyadari Perjalanan Hidup Mereka: Memberikan pemahaman bahwa kecanduan adalah bagian dari perjalanan hidup mereka, bukan suatu kondisi tetap, dapat membantu individu membangun visi masa depan yang lebih positif.

Kesimpulan

Lewis menekankan bahwa kecanduan bukanlah penyakit otak, tetapi sebuah kebiasaan yang dipelajari dan diperkuat oleh pengalaman emosional serta lingkungan. Dengan memahami kecanduan sebagai fenomena belajar, bukan sebagai penyakit kronis, individu dapat lebih mudah menemukan cara untuk keluar dari pola destruktif tersebut dan membangun kehidupan yang lebih sehat.

Sumber: Mark Lewis, The Biology of Desire: Why Addiction Is Not a Disease.

Kenali Diri Anda Lebih Dalam, Temukan Potensi Terbaik Anda

Mari bergabung dengan komunitas kami untuk belajar, tumbuh, dan mencapai kesejahteraan mental yang lebih baik. Psikonesia hadir untuk menjadi mitra dalam perjalanan Anda menuju kebahagiaan, kedamaian batin, dan pemulihan.

Saya Ingin Bergabung