Inventori Coping Dyadik (Dyadic Coping Inventory – DCI)

Dyadic Coping Inventory (DCI) dikembangkan oleh Bodenmann (2008) untuk menilai bagaimana pasangan romantis saling merespons stres yang dialami oleh masing-masing pihak. Kuesioner ini mencerminkan pendekatan sistemik dan komunikatif dalam hubungan, serta berfokus pada kualitas interaksi coping bersama dalam menghadapi tekanan hidup sehari-hari.

Tujuan dan Manfaat

Tujuan utama DCI adalah:

Manfaat bagi pengguna:

Cara Pengisian

Disclaimer

Instrumen ini tidak dimaksudkan untuk diagnosis atau evaluasi hubungan secara klinis, tetapi digunakan untuk menilai persepsi subjektif atas dukungan emosional dan coping dalam hubungan. Jika terdapat skor sangat rendah pada area penting, pendampingan profesional sangat dianjurkan.

Penasaran dengan Inventori Coping Dyadik (Dyadic Coping Inventory – DCI) Anda? Silahkan isi kusioner dibawah ini.

Saya menunjukkan empati dan kasih sayang pada pasangan saya saat dia stres.

Saya merasa hubungan kami semakin baik setelah menghadapi stres bersama.

Kami mencoba menyelesaikan masalah bersama saat menghadapi stres.

Saya menenangkan pasangan saya dengan kata-kata.

Pasangan saya meremehkan masalah saya saat saya sedang stres.

Saya merasa puas dengan cara kami saling membantu saat menghadapi tekanan.

Pasangan saya menenangkan saya dengan kata-kata.

Kami mencari solusi bersama dalam menghadapi stres.

Saya memberi tahu pasangan saya bahwa saya membutuhkan dukungan.

Pasangan saya menyampaikan pada saya apa yang membuatnya merasa tertekan.

Saya bersikap dingin atau menjauh saat pasangan saya stres.

Pasangan saya menyalahkan saya atas stres yang saya alami.

Kami menghadapi situasi stres bersama sebagai satu tim.

Pasangan saya menunjukkan empati dan kasih sayang saat saya stres.

Saya merasa didukung oleh pasangan saya saat saya mengalami stres.

Kami terbuka untuk berdiskusi tentang masalah masing-masing

Pasangan saya menyampaikan kepada saya bahwa ia butuh bantuan.

Pasangan saya melakukan beberapa tugas saya agar saya dapat lebih rileks.

Saya mengatakan kepada pasangan saya bahwa saya merasa stres.

Saya membantu pasangan saya menyelesaikan tugasnya agar dia lebih tenang.

Saya merasa bahwa kami dapat menghadapi kesulitan bersama.

Pasangan saya bersikap sinis atau sarkastik terhadap saya saat saya tertekan.

Saya memberikan nasihat atau bantuan langsung ketika pasangan saya stres.

Saya menyalahkan pasangan saya atas masalah yang ia alami.

Saya mengambil alih sebagian tugas pasangan saya ketika dia sedang stres.

Saya merasa bahwa pasangan saya peduli pada kondisi saya.

Pasangan saya mencoba memahami suasana hati saya dan mendengarkan saya.

Secara keseluruhan, saya puas dengan cara kami menghadapi stres sebagai pasangan.

Pasangan saya mengatakan bahwa ia merasa stres.

Saya menjadi marah karena pasangan saya tampak stres terus-menerus.

Saya mencoba memahami pasangan saya dan mendengarkannya.

Kami saling mengingatkan untuk tetap tenang saat menghadapi tekanan.

Kami merancang rencana bersama untuk menangani tekanan hidup.

Pasangan saya membantu menyelesaikan tugas saya saat saya sedang tertekan.

Saya meremehkan stres pasangan saya.

Saya merasa bahwa dukungan dari pasangan saya membuat saya lebih kuat.

Kami saling memberi dukungan saat salah satu dari kami stres.

Kenali Diri Anda Lebih Dalam, Temukan Potensi Terbaik Anda

Mari bergabung dengan komunitas kami untuk belajar, tumbuh, dan mencapai kesejahteraan mental yang lebih baik. Psikonesia hadir untuk menjadi mitra dalam perjalanan Anda menuju kebahagiaan, kedamaian batin, dan pemulihan.

Saya Ingin Bergabung