Drama Triangle Scale (DTS)

Drama Triangle Scale (DTS) adalah alat ukur psikologis yang digunakan untuk menilai kecenderungan individu berperan sebagai Korban (Victim), Penyerang (Persecutor), dan Penyelamat (Rescuer) dalam dinamika hubungan interpersonal. Skala ini dikembangkan berdasarkan Drama Triangle Theory oleh Stephen Karpman dan divalidasi secara empirik oleh Womack et al. (2020).

Tujuan dan Manfaat: (1) Mengidentifikasi pola peran disfungsional dalam hubungan sosial, keluarga, atau kerja, (2) Membantu individu memahami respons emosional dan interpersonalnya, (3) Memberi dasar refleksi atau intervensi dalam konseling dan pengembangan pribadi.

Cara Pengisian: (1) Bacalah setiap pernyataan dengan saksama, (2) Nilai sejauh mana pernyataan tersebut mewakili diri Anda dalam hubungan sosial atau konflik

Gunakan skala berikut: (1 ) Sangat Tidak Sesuai, (2) Tidak Sesuai, (3) Agak Tidak Sesuai, (4) Netral, (5) Agak Sesuai, (6) Sesuai, (7) Sangat Sesuai.

Disclaimer: Kuesioner ini bukan alat diagnosis klinis, melainkan alat bantu refleksi diri atau penelitian. Untuk asesmen profesional, konsultasikan dengan psikolog atau konselor yang kompeten.

Penasaran dengan Drama Triangle Scale (DTS) Anda? Silahkan isi kusioner dibawah ini.

Saya merasa tidak punya kekuatan untuk mengubah situasi saya.

Saya merasa menjadi korban dari keputusan orang lain.

Saya cenderung menunjukkan bahwa saya benar dan orang lain salah.

Saya percaya bahwa jika orang lain mendengar saya, semuanya akan lebih baik.

Saya sering merasa bahwa tanpa saya, mereka tidak bisa mengatasi masalah.

Saya merasa perlu menenangkan orang lain meskipun saya sendiri sedang stres.

Saya merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain.

Saya sulit berkata tidak ketika seseorang meminta bantuan.

Saya sering merasa frustrasi pada orang yang membuat kesalahan.

Saya merasa perlu memberi tahu orang lain apa yang harus mereka lakukan.

Saya sering menyalahkan orang atas masalah yang terjadi.

Saya merasa orang lain tidak cukup peduli pada penderitaan saya.

Saya lebih fokus menyelesaikan masalah orang lain daripada masalah saya sendiri.

Saya merasa selalu menjadi pihak yang dirugikan.

Saya merasa tidak mampu menyelesaikan masalah saya sendiri.

Saya merasa bersalah jika tidak membantu orang lain, bahkan saat saya lelah.

Saya merasa lebih berarti ketika saya dibutuhkan orang lain.

Saya merasa harus mengontrol keadaan agar semuanya berjalan baik.

Saya sering merasa orang lain tidak memahami kesulitan saya.

Saya berharap seseorang akan menyelamatkan saya dari situasi ini.

Saya marah ketika orang tidak mengikuti aturan saya.

Kenali Diri Anda Lebih Dalam, Temukan Potensi Terbaik Anda

Mari bergabung dengan komunitas kami untuk belajar, tumbuh, dan mencapai kesejahteraan mental yang lebih baik. Psikonesia hadir untuk menjadi mitra dalam perjalanan Anda menuju kebahagiaan, kedamaian batin, dan pemulihan.

Saya Ingin Bergabung